Isyarat Kerinduan Dari Allah Swt - Redaksi Penulis

Mari memberikan manfaat melalui menulis, terus berkarya, berarti dan berbakti

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Isyarat Kerinduan Dari Allah Swt

Share This
Redaksipenulis,- Setiap apapun yang ada di dunia ini sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, yaitu Allah SWT. Oleh sebab itu, setiap makhluk begitu bergantung dan membutuhkan Allah SWT, termasuk manusia. Namun, ada kalanya manusia lupa kepada Allah karena terpesona akan keindahan dunia. Saat demikianlah Allah SWT memberi “isyarat kerinduan” kepada hamba pilihan-Nya.

Isyarat kerinduan dari Allah SWT kepada hambanya bisa dalam bentuk bermacam macam, namun rata rata begitu samar sehingga sebagian besar hamba yang beruntung mendapatkan isyarat kerinduan tersebut sering kali tidak menyadari, malah sering kali seseorang mengartikan negatif isyarat tersebut.

Tulisan ini kami buat dengan tujuan untuk menyadarkan diri kami sendiri dan juga pembaca bahwa Allah merindukan kita saat subuh, Allah merindukan rakaat rakaat panjang dari kita, Allah merindukan suara indah kita saat membaca Al-qur’an, saat kita berdzikir dan saat kita bersholawat kepada Rasulullah SAW. Allah juga merindukan keluh kesah kita dalam setiap do’a kita. Allah merindukan kita saat kita menahan hawa nafsu tatkala sedang puasa, baik puasa sunnah maupun wajib. Allah merindukan kita, selalu. Lantas, bagaimana dengan kita ? Apakah kita juga merindukan Allah SWT ? Berikut adalah beberapa “isyarat kerinduan” dari Allah SWT untuk hambanya.

1. Seringkali Terbangun Tengah Malam

Seringkali kita tiba tiba terbangun pada sepertiga malam. Kita seringkali menganggap hal itu cuma kejadian bisa. Bahkan bukan cuma sekali kita terbangun dari tidur, bahkan bisa berkali kali sampai fajar tiba. Saat itu terjadi, akan ada bisikan yang akan terdengar, “Tidurlah lagi! ini masih pukul 03.00. Subuh masih lama. Ingatlah, hari ini engkau begitu sibuk. Jadi engkau butuh istirahat yang cukup.” Dan kita sering kali lebih memilih untuk kembali tidur sampai fajar tiba atau bangun sebentar hanya sekedar untuk buang air kecil.

Taukah kalian, itu “isyarat kerinduan” yang Allah berikan agar kita mengerjakan sholat tahajud dan agar kita mengerjakan sholat subuh tepat waktu. Coba perhatikan baik baik, saat bisikan syetan begitu jelas terdengar, terdapat bisikan lirih lainnya yang juga tertuju pada kita, “Bangunlah ! Sholatlah ! Selagi engkau masih bernafas. Karena bisa jadi umurmu tak sampai fajar. Dan apabila itu terjadi, setidaknya engkau sudah menunaikan kewajibanmu.” Namun bisikan itu seringkali kita abaikan.

2. Usaha Yang Tak Kunjung Ada Kemajuan

Pernahkah kita bertanya, mengapa kita tidak memperoleh hasil yang memuaskan walau kita sudah berusaha keras ? Saat itu terjadi, kita seringkali mengeluh dan mengeluh. Kita memang sering mengintrospeksi diri dan memperbaiki kesalahan yang pernah dilakukan sebelumnya, namun apakah cukup hanya dengan mengandalkan diri sendiri ?

Ingtlah kawan, manusia memang yang merencanakan, tapi Allah yang menententukan. Kesuksesan yang tak kunjung datang bisa jadi karena Allah merindukan kita berdzikir, Allah merindukan saat kita berkeluh kesah dan menangis dalam setiap do’a kita. Allah ingin kita menyadari bahwa Allah lah yang menentukan hasil akhir agar kita memohon pertolongan kepada Nya

3. Rezeki Yang Kurang Lancar

Terkadang ada situasi dimana rezeki kita serasa kurang lancar. Pendapat pas pasan dan pengeluaran besar besaran. Kondisi seperi ini membuat kita terus berkeluh kesah, bahkan mengatakan bahwa hidup ini tak adil. Sebagai bentuk protes, terkadang kita dengan sengaja meninggalkan ibadah atau dengan sengaja menggunakan cara haram untuk mendapatkan keuntungan besar.

Allah menutup sebagian pintu rezeki kita bukan berarti Allah membenci kita, namun bisa jadi itu karena Allah merindukan kita berpuasa. Ingatlah, saat Rasulullah SAW tidak mempunyai sesuatu untuk dimakan, maka Rasulullah SAW berniat untuk berpuasa. Allah menginginkan kita meneladani Rasul-Nya. Allah juga rindu kita bershodaqoh. Ingatlah kawan, salah satu cara memperlancar rezeki adalah shodaqoh.

4. Kesibukan Yang Tiada Habisnya

Pergi pagi pulang pagi adalah istilah yang tepat untuk kehidupan saat ini. Manusia modern telah diatur oleh kehidupan namun susah mengatur kehidupannya sendiri. Seluruh waktunya dihabiskan untuk pekerjaan, hingga kadang waktu untuk keluarga sedikit sekali. Ketika pekerjaan satu belum terselesaikan, mucul dua pekerjaan lain. Begitulah seterusnya. Mengapa demikian ?

Kesibukan yang tiada habisnya bisa jadi karena kita jarang atau bahkan tidak pernah membaca Al-qur’an. Allah berfirman dalam Al-qur’an surat Taha ayat 124 : 
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku (al-Qur’an), maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”

Kehidupan yang sempit pada ayat diatas bisa berarti hidup yang statis atau hidup yang sudah terjadwal. Artinya setiap hari pekerjaan yang dilakukan itu itu saja namun tiada habisnya. Oleh sebab itu, jika kita merasa mendapat kesibukan yang tiada habisnya, mari kita membaca Al-qur’an. Targetkan minimal satu hari satu halaman. Karena bisa jadi kesibukan kita itu merupakan tanda kerinduan Allah terhadap suara kita saat kita membaca Al-qur’an.

5. Menghafal Al-qur’an, Namun Tidak Hafal Hafal

Kita terkadang mengalami kesulitan saat menghafal Al-qur’an. Bahkan, untuk menhafal surat pendek saja terkadang butuh waktu berjam jam. Jika pernah mengalami kejadian demikian, berbahagialah! mengapa demikian ? Karena itu merupakan tanda kita dirindukan oleh Allah SWT.

Al-qur’an adalah kebaikan. Saat kita menghafal Al-qur’an dalam waktu yang lama, berarti kita berlama lama dalam kebaikan. Semakin lama kita menghafal semakin banyak kebaikan yang didapatkan. Saat menghafal Al-qur’an, seluruh tubuh kita, termasuk mata, telinga, dan lisan berhenti dari berbuat dosa. Semakin lama menghafal Al-qur’an semakin lama terhindar dari perbuatan dosa. Inilah salah satu cara Allah dalam menjaga hambanya dari perbuatan dosa dan juga sebagai wujud kerinduan Allah kepada hambanya.


SALAM LITERASI....

Penulis : Gufron Abdillah anggota FLP Jember

No comments:

Post a Comment